Pengertian Pengendalian Sosial, Bentuk, Macam, Ciri, Fungsi, Tujuan, Sifat, Cara dan Lembaga
Pengertian Pengendalian Sosial, Bentuk, Macam, Ciri, Fungsi, Tujuan, Sifat, Cara dan Lembaga. Pembahasan materi pengendalian sosial yang meliputi pengertian secara umum, menurut ahli, bentuk, jenis, ciri-ciri, fungsi, tujuan, sifat, cara pengendalian sosial, dampak serta lembaga pengendalian sosial bersama situs pendidikan RumusPelajaran.com.
Sebelumnya juga telah kita bahas tentang lembaga sosial dan juga pengertian integrasi sosial di halaman lainnya, maka kali ini akan kami lanjutkan dengan pembahasan mengenai pengendalian sosial. Apa sih yang dimaksud dengan pengendalian sosial, bagaimana cara pengendalian sosial, serta sifat pengendalian sosial dan apa saja lembaga pengendalian sosial?
Kita sebagai makhluk sosial, dalam hidup bersama, tentu seorang manusia tidak dapat bertindak seenaknya sendiri. Bagaimana manusia berhubungan dengan sesamanya harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Namun, tak jarang pula terjadi pelanggaran norma-norma tersebut. Terjadi berbagai penyimpangan sosial yang mengakibatkan timbulnya kekacauan dalam masyarakat.
Agar masayarakat patuh dengan norma dan nilai sosial yang ada dalam masyarakatnya dibutuhkannya pengendalian sosial atau social control. Dengan pengendalian sosial, terciptalah masyarakat yang teratur dan setiap warganya akan menjalankan peran sesuai dengan harapan masyarakat.
Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu mulai dari pengertian pengendalian sosial, bentuk, macam, ciri, fungsi, tujuan, sifat, cara serta lembaga pengendalian sosial. Oke, langsung saja kita pelajari bersama penjelasan berikut ini.
Pengertian Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial atau kontrolisasi sosial adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang individu atau masyarakat dalam mencegah terjadinya penyimpangan sosial. Dengan cara mengajak dan membimbing masyarakat lain dalam bersikap, serta berperilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Selain itu, pengendalian sosial juga bisa diartikan sebagai sebuah proses pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok dalam masyarakat. Dengan cara membujuk, mengajak, dan juga memaksa individu maupun kelompok lainnya agar mau mematuhi norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.
Yang menjadi tujuan utama dari adanya usaha pengendalian serta pengawasan sosial adalah untuk menciptakan sekaligus menjaga kedamaian serta ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat. Selian itu, harapan dari adanya pengendalian serta pengawasan sosial ini adalah terwujudnya keteraturan dalam sosial di masyarakat.
PELAJARI JUGA: JENIS DIFERENSIASI SOSIAL DAN JUGA DEFINISI SOSIOLOGI
Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Para Ahli
Untuk menambah wawasan, berikut ini kami hadirkan pendapat para ahli tentang definisi pengendalian sosial, antara lain sebagai berikut.
Joseph S. Roucek
Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kelompok.
Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan anggota-anggotanya yang membangkang.
Bruce J. Cohen
Menurut Bruce J. Cohen, pengendalian sosial adalah cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.
Astrid Susanto
Pengendalian sosial menurut Astrid Susanto ialah kontrol yang sifatnya psikologis dan non fisik terhadap seorang individu agar individu tersebut bisa bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian kelompoknya.
Horton
Menurut Horton, pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.
Soetandyo Wignyo Subroto
Menurut Soetandyo Wignyo Subroto, pengendalian sosial adalah sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan oleh masyarakat.
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, serta memaksa individu atau masyarakat agar mau berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.
Ciri-ciri Pengendalian Sosial
Sedangkan untuk mengenali adanya sebuah pengendalian sosial pada masyarakat, maka dapat kita lihat melalui beberapa karakteristiknya.
Dan berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari pengendalian sosial atau kontrol sosial:
- Biasanya akan ada sebuah cara atau metode khusus guna menertibkan individu maupun masyarakat.
- Pada umumnya pengendalian sosial bisa dilakukan oleh tiap-tiap individu kepada individu lain maupun kelompok terhadap individu atau kelompok lain.
- Dilaksanakan kontrol atau pengendalian sosial ini bertujuan untuk mewujudkan keselarasan serta stabilitas kepada berbagai perubahan yang terdapat pada masyarakat.
- Pengendalian sosial dilakukan oleh beragam pihak walaupun seringkali masing-masing pihak tidak menyadarinya.
Macam-macam Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yakni pengendalian sosial berdasarkan sifat, cara perlakuan dan pelakunya itu sendiri. Berikut ini adalah penjelasannya.
Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifat, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain sebaga berikut:
1. Tindakan Preventif
Tindakan Preventif adalah pengendalian sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial.
Contohnya adalah guru yang menasihati murid agar tidak terlambat datang ke sekolah.
2. Tindakan Represif bersifat aktif
Tindakan Represif bersifat aktif adalah pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Contohnya adalah sanksi skors diberikan kepada siswa yang sering melanggar peraturan sekolah.
3. Tindakan Kuratif
pengendalian sosial bersifat kuratif merupakan pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial.
Contohnya adalah seorang guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ujian. Nasehat tersebut bertujuan agar memberi penyadaran kepada perilaku dan memberi efek jera.
Berdasarkan Cara / Perlakuan Pengendalian Sosial
1. Tindakan Persuasif
Tindakan Persuasif adalah pengendalian sosial yang dilakukan tanpa kekerasan misalnya melalui cara mengajak, menasihati atau membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat. Cara ini biasanya dilakukan melalui lisan atau simbolik.
Pengendalian sosial melalui lisan yaitu dengan mengajak orang mentaati nilai dan norma dengan berbicara langsung menggunakan bahasa lisan. Contoh pengendalian sosial persuasif secara lisan adalah seorang ibu menasehati anaknya yang akan pergi ke sekolah agar tidak terlibat tawuran atau melakukan perbuatan yang tidak sesuai nilai dan norma.
Sedangkan pengendalian secara simbolik dapat menggunakan tulisan, spanduk dan iklan layanan masyarakat. Contohnya adalah pemerintah daerah menghimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan, cara yang dilakukan pemerintah daerah dengan memasang spanduk di tempat tertentu yang dapat dibaca oleh masyarakat.
2. Tindakan koersif
Tindakan koersif adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara pemaksaan dalam hal ini bentuk pemaksaan diwujudkan dengan pemberian sanksi atau hukuman sesuai dengan kadar penyimpangannya.
Contohnya adalah penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang melakukan operasi tidak pada tempatnya.
Berdasarkan Pelakunya
1. Pengendalian pribadi
Pengendalian pribadi adalah pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (panutan). Pengaruh ini dapat bersifat baik ataupun buruk.
2. Pengendalian institusional
Pengendalian institusional pengendalian sosial yang dilaksanakan oleh lembaga atau institusi tertentu.
Contohnya adalah kehidupan para santri di pondok pesantren akan mengikuti aturan, baik dalam hal pakaian, tutur sapa, sikap, pola pikir, pola tidur, dan sebagainya.
3. Pengendalian resmi
Pengendalian resmi adalah pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas dan mengikat. Pengendalian resmi sendiri dilaksankan oleh aparat negara, seperti kepolisian, satpol PP, kejaksaan, ataupun kehakiman untuk mengawasi ketaatan warga masyarakat terhadap hukum yang telah ditetapkan.
4. Pengendalian tidak resmi
Pengendalian tidak resmi adalah pengendalian atau kontrol sosial dilakukan oleh seorang individu atau lembaga masyarakat yang bersifat tidak resmi. Misalnya tokoh masyarakat, tokoh adat, ataupun tokoh agama yang memiliki kharisma dan dipandang sebagai panutan masyarakat.
Sedangkan untuk sanksi yang diberikan kepada pelaku penyimpangan berupa sanksi moral dari masyarakat lain, misalnya dikucilkan atau bahkan diusir dari lingkungannya.
PELAJARI JUGA: DAMPAK GEJALA SOSIAL DAN JUGA FUNGSI STRUKTUR SOSIAL DI DALAM MASYARAKAT
Tahapan Pengendalian Sosial
Usaha dalam pengawasan atau pengendalian sosial berlangsung melewati beberapa tahap. Berikut ini adalah tahapan dari pengendalain sosial serta penjelasannya:
- Tahap Sosialisasi, biasanya ditandai dengan adanya proses pengenalan norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
- Tahap penekanan sosial, bertujuan untuk melakukan penekanan terhadap masyarakat sehingga akan menciptakan masyarakat yang stabil. Pada tahapan ini biasanya sudah dilengkapi dengan sanksi-sanki yang ditujukan kepada para pelaku penyimpangan sosial.
- Tahap pendekatan kekuasaan, tahapan ini pada umumnya dilakukan oleh individu ataupun kelompok yang memiliki kekuatan lebih kepada pelaku penyimpangan sosial. Tahap pendekatan kekuasaan ini terjadi pada saat tahap lain tidak mampu dalam mengupayakan tindakan pengendalian sosial.
Proses Pengendalian Sosial
Penyimpangan sosial sendiri terjadi karena kurangnya kesadaran dari anggota masyarakat kepada nilai dan norma yang berlaku.
Dengan adanya pengendalian sosial, diharapkan mampu mencegah terjadinya penyimpangan, serta dapat terciptanya stabilitas sekaligus keteraturan masyarakat.
Lembaga Pengendalian Sosial
Adapun lembaga pengendalian sosial yang berperan penting dalam mencegah terjadinya penyimpangan sosial, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Keluarga
Lembaga pengendalian sosial yang pertama adalah Keluarga. Dimana keluarga merupakan kelompok utama yang mempunyai tanggung jawab kepada proses dari pembentukan kepribadian dari seorang individu. Keluarga juga akan menjadi tempat pertama untuk mempelajari apa itu kehidupan sosial bagi seorang individu.
Mengingat dalam keluarga terdapat intensitas dari pertemuan yang tinggi sehingga dalam setiap anggota dalam keluarga mampu mengawasi setiap anggota keluarga yang lainnya.
Dengan kedekatan sekaligus intensitas pertemuan yang tinggi tersebut secara otomatis membuat pencegahan individu akan melakukan tindakan penyimpangan sosial.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pengendalian sosial selanjutnya adalah lembaga pendidikan. Melalui lembaga pendidikan, seseorang akan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan secara bersamaan. Lembaga pendidikan juga mempunyai peran penting dalam pelaksanaan proses pengendalain sosial yang terjadi di lingkungan sekolah dan juga masyarakat.
Melalui pendidikan yang ada di sekolah, setiap siswa akan ditanamkan norma serta nilai karakter dan religius yang akan mengarahkan para siswa agar tidak melakuakn perbuatan yang menyimpang dengan nilai-nilai sosial. Bahkan dalam proses penanaman norma dan nilai sosial tersebut selain diajarkan dalam pembelajaran, juga dipraktekan dilingkungan sekolah.
Sebagai contoh adalah siswa dituntut untuk masuk sekolah tepat waktu. Penanaman nilai serta norma di dalam sekolah seperti ini menjadi cara untuk mengenalkan pengendalian sosial terhadap peserta didik.
Pendidikan sendiri mempunyai beberapa peran dalam pembentukan, antara lain adalah sebagai berikut:
- Kekuatan spiritual keagamaan
- Pengendalain diri, kepribadian
- Kecerdasan
- Akhlak mulia
- Keterampilan yang seyogyaanya dibutuhkan oleh seorang individu
3. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang mempunyai pengaruh dan kekuatan dalam memengaruhi perilaku masyarakat di lingkungan sosialnya.
Tokoh masyarakat yang bisa mempengaruhi ini biasanya adalah pihak yang pada umumnya merupakan seorang tokoh adat, tokoh agama cendekiawan, ataupun seseorang yang mempunyai jabatan struktural, seperti kepala desa, ketua RT, polisi, dan juga TNI.
Selain sebagai lembaga pengendalian sosial, tokoh masyarakat juga sering dijadikan sebagai panutan sekaligus teladan bagi masyarakat lainnya. Maka dari itu, proses pengendalian sosial yang dilakukan oleh tokoh masyarakat akan cenderung dipatuhi oleh warganya.
4. Lembaga Agama
Peran lembaga agama pada umumnya adalah mendorong manusia untuk memberikan pedoman pada tiap-tiap individu supaya berperilaku sesuai dengan yang diajarkan dalam agama.
Setiap agama akan mangajarkan sikap yang positif serta telah terjamin akan kebenarannya guna menunjukkan jalan yang benar kepada umatnya. Agama juga akan mengarahkan setiap umatnya untuk selalu berbuat kebaikan serta menjauhi segala larangan dalam agamanya tersebut.
Pengendalian atau kontrol sosial dari perilaku menyimpang yang diajarkan dalam agama adalah penanaman kepercayaan kepada umatnya mengenai adanya dosa dan juga pahala.
Diaman setiap manusia yang melaksankan kebaikan akan memperoleh pahala. Sedangkan bagi umat yang melakukan kejahatan atau perilaku yang dilarang akan mendapatkan dosa.
Lembaga agama mempunyai sifat yang sangat efektif dalam usaha pengendalian sosial. Pasalnya dalam lembaga agama disertai dengan adanya nilai-nilai kepercayaan yang mendorong para umatnya untuk taat pada ajaran agamanya.
5. Lembaga Adat
Lembaga adat merupakan salah satu usaha pengendalian sosial di dalam masyarakat tradisional yang berisikan norma, nila, serta adat istiadat yang berlaku di kelompoknya tersebut.
Dengan nilai, norma dan adat istiadat itulah yang dipakai sebagai suatu standar pola perilaku dalam bermasyarakat. Kemudian bagi seseorang yang dianggap melanggar peraturan adat, maka ia akan berikan sanksi oleh tetua adat sekaligus masyarakat setempat.
6. Kepolisian
Kepolisian merupakan lembaga pengendalian atau kontrol sosial yang mempunyai tugas dalam hal mengendalikan perilaku masyarakatnya serta memiliki tujuan dalam hal mewujudkan ketertiban dan juga keamanan bagi masyarakat.
Selain itu, kepolisian juga bertugas dalam menegakan peraturan yang berdasarkan pada pedoman resmi undang-undang yang berlaku. Sedangkan pengendalian sosial yang dilakukan oleh pihak keolisian ini tidak selalu bersifat represif, namun juga memiliki sifat preventif.
7. Pengadilan
Lembaga pengendalian sosial selanjutnya adalah Pengadilan, yang mana pengadilan adalah sebuah instasi atau badan resmi yang melaksanakan sistem peradilan berwujud memeriksa, mengadili, serta memutus sebuah perkara.
Sedangkan peradilan sendiri merupakan sebuah proses dalam rangka upaya menegakan hukum dan juga keadilan, atau juga dapat disebu dengan sebuah proses dalam mencari keadilan.
Badan peradilan tertinggi yang ada di Indonesia adalah Mahkamah Agung. Kemudian untuk badan peradilan dibawah Mahkamah Agung yaitu:
- Badan Peradila Umum
- Badan Peradilan Agama
- Badan Peradilan Militer
- Badan Peradilan Tata Usaha Negara.
8. Media Massa
Lembaga pengendalian sosial yang terakhir adalah media massa. Dimana tugas media massa adalah berupaya untuk pengendalian atau kontrol sosial dengan cara mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat serta pemerintah kemudian disajikan dalam bentuk informasi.
Informasi yang disebarluaskan secara cepat dengan berbagai fakta dan bukti nyata atau autentik di lapangan, seorang individu yang melakukan penyimpangan sosial akan merasa malu ketika pelanggarnya tersebut disebarluaskan oleh media massa.
Sedangkan untuk tujuan dari pengendalian sosial melalui media massa ini adalah usaha publik agar bisa menilai serta melakukan pengawasan. Entah itu kepada kebijakan pemerintah maupun perilaku masyarakat.
PELAJARI JUGA: TUJUAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) DAN JUGA HASIL SIDANG PPKI YANG HARUS SOBAT KETAHUI
Fungsi Pengendalian Sosial
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari pengendalian atau kontrol sosial:
- Memberika penghargaan terhadap anggota masyarakat yang taat kepada nila dan juga norma.
- Mempertebal kepercayaan dalam masyarakat kepada peran nilai serta norma sosial.
- Mengembangkan rasa malu.
- Mengembangkan rasa takut.
- Menciptakan sistem hukum.
Tujuan Pengendalian Sosial
Selain fungsi, pengendalian sosial juga memilki tujuan yang positif. Berikut adalah beberapa fungsi dari pengendalian atau kontrol sosial:
- Untuk mewujudkan keselarasan dan juga ketentraman dalam hidup bermasyarakat.
- Untuk mengurangi perilaku penyimpangan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
- Mengembalikan suasana sosial yang tidak teratur akibat terjadinya penyimpangan sosial.
- Menanamkan rasa kesadaran ataupun paksaan kepada seorang individu supaya mematuhi norma sosial yang berlaku.
Bentuk Pengendalian Sosial
Ada banyak sekali bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku atau tindakan menyimpang, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Gosip
Gosip sering juga diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan membicarakan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa didukung oleh fakta yang jelas.
Pada umumnya gosip tidak dapat diketahui secara terbuka oleh publik, bahkan oleh orang yang merupakan objek gosip tersebut. Meskipun dilakukan secara tertutup, biasanya gosip dapat menyebar dari mulut ke mulut sehingga hampir seluruh anggota masyarakat tahu dan terlibat dalam gosip tersebut.
Seabagai contoh adalah gosip tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Si A dengan Si B. Nah, gosip seperti inilah yang nantinya akan segera menyebar dalam waktu singkat.
Sehingga warga masyarakat yang telah mendengar gosip tertentu akan terpengaruh kemudian bersikap sinis kepada orang yang digosipkan. Karena sifatnya yang laten, biasanya orang sangat menjaga agar tidak menjadi objek gosip.
2. Teguran
Pada umumnya teguran dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika yang mengganggu kenyamanan warga masyarakat.
Teguran merupakan kritik sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya. Teguran sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi di dalam tradisi masyarakat kita, pasalnya teguran ini memang telah banyak dilakukan oleh masyarakat kita.
Sebagai contoh bentuk pengendalian sosial lewat teguran adalah sebagai berikut:
- Peringatan kepada sekelompok pemuda yang sedang berkumpul hingga larut malam.
- Peringatan yang dibuat oleh guru terhadap siswa yang sering meninggalkan pelajaran.
- Menegur atau memperingatkan pemuda yang membuat kebisingan dan meresahkan warga.
3. Sanksi / Hukuman
Sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif, biasanya diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan tindakan menyimpang.
Sebagai contoh bentuk pengendalian sosial lewat sanksi adaah pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain sebagainya.
Adapun manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain sebagai berikut:
- Untuk menyadarkan seseorang atau sekelompok orang terhadap penyimpangan yang telah dilakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi.
- Sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan penyimpangan.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha yang dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok orang guna mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan.
Dan melalui pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktikkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
5. Agama
Pada umumnya agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, serta antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi semua larangan-Nya.
Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa bagi setiap umat yang melaksanakan perintah Tuhan yang merupakan perbuatan baik akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, bagi umat yang melanggar larangan Tuhan merupakan perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa.
Dengan keyakinan seperti ini, maka agama memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.
Dampak
Berikut ini adalah beberapa dampak dari pengendalian sosial dan juga dampak dari lembaga pengendalian sosial.
Dampak Pengendalian Sosial
Berikut ini adalah dampak dari pengendalian sosial ini:
- Masyarakat akan mematuhi segala norma dan peraturan yang berlaku
- Kondisi di dalam lingkungan masyarakat akan serasi, aman, dan juga tertib.
Dampak Lembaga Pengendalian Sosial
Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, lembaga pengendalian atau kontrol sosial juga memberikan efek atau dampak tersendiri. Baik itu dampak yang positif maupun dampat yang negatif untuk kehidupan bermasyarakat.
Positif atau negatifnya dari efek yang ditimbulkan sangat tergantung dari kinerja lembaga kontrol sosial itu sendiri di dalam ligkungan masyarakat.
Berikut ini adalah penjelasan dari dampak positif dan negatif lembaga pengendalian sosial:
Dampak positif
Lembaga pengendalian sosial dinilai memberikan berdampak positif apabila lembaga tersebut dapat menunjukkan kinerja yang baik.
Setiap pelanggaran atau penyimpangan yang terjadi di dalam masyarakat akan segera ditangani dengan baik. Selain itu juga harus sesuai dengan aturan yang berlaku, serta juga mampu melahirkan keadilan untuk masyarakat.
Dengan penanganan yang baik tersebu akan berakibat pada kehidupan bermasyarakat akan menjadi lebih aman sekaligus tertib.
Dampak negatif
Lembaga pengendalian sosial dinilai dapat berdampak negatif apabila lembaga tersebut menunjukkan kinerja yang tidak baik atau tidak berfungsi dengan baik.
Misalnya apabila ada pelanggran di dalam masyarakat, namun tidak segera ditindaklajuti serta tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Oleh sebab itu, kejadian ini bisa saja menjadi pemicu dari keresahan dalam masyarakat. Sedangkan akibat dari dampak negatif lembaga pengendalian sosial adalah sebagai berikut:
- Tidak ada kepastian hukum.
- Kepentingan masyarakat tidak bisa terakomodasi dengan baik.
- Banyak konflik yang terjadi di dalam masyarakat.
- Lahirnya mafia hukum.
- Kehidupan dalam masyarakat menjadi tidak aman.
- Terjadi kekacauan di dalam masyarakat.
- Melahirkan kesenggangan dalam masyarakat.
- Memicu terjadinya perang.
Demikianlah pembahasan materi pengendalian sosial yang meliputi pengertian bentuk, macam, ciri, fungsi, tujuan, sifat cara dan lembaga pengendalian atau kontrol sosial. Jangan lupa pelajari juga materi pelajaran ekonomi tentang pengertian deflasi dan juga penyebab inflasi di halaman lainnya.