Pengertian PPKI, Sejarah, Tugas, Anggota dan Hasil Sidang 1, 2, 3

Pengertian PPKI Definisi Sejarah Tugas Anggota dan Hasil Sidang PPKI

Pengertian PPKI, Sejarah, Tugas, Anggota dan Hasil Sidang 1, 2, 3. Materi pelajaran sidang PPKI yang meliputi sejarah, tugas, struktur organisasi PPKI dan hasil sidang PPKI mulai dari sidang pertama (1), kedua (2) dan sidang ketiga (3). Lalu apakah yang dimaksud dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), apa tugas PPKI, bagaimana sejarah terbentuknya PPKI serta siapa saja daftar nama anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI ini serta apakah persamaan BPUPKI dan PPKI?

Kami yakin terdamparnya sobat di situs RumusPelajaran.com ini lantaran sedang mencari pengertian PPKI atau sejenisnya. Memang materi pelajaran PKN yang satu ini sering sekali dibahas di sekolahan, baik dijelaskan melalui buku maupun diterangkan secara langsung oleh Bapak/Ibu Guru pengajar.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau yang disingkat dengan PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan menghadapi penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada bangsa Indonesia. Organisasi ini dibentuk oleh pemerintahan Jepang yang dibuat pada tanggal 7 Agustus 1945.

PELAJARI JUGA: PENGERTIAN NORMA DAN JUGA MATERI PELAJARAN SEJARAH TENTANG SEJARAH KERAJAAN BALI

PPKI sendiri mempunya anggota berjumlah 21 orang. Dimana Soekarno ditunjuk sebagai ketuanya, didampingi oleh Moh. Hatta sebagai wakilnya dan untuk penasehatnya ditunjuklah Mr. Ahmad Subardjo.

Kemudian tanpa sepengetahuan pemerintah Jepang, PPKI menambah lagi enam (6) orang sebagai anggota, yaitu Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Soebardjo.

Tujuan organisasi ini dibentuk adalah untuk menarik simpati dari golongan-golongan yang ada di Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam Perang Pasifik. Dimana saat itu kedudukannya semakin terdesak sejak 1943. Bukan hanya itu saja, pemerintah jepang juga berjanji akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia melalui Perjanjian Kyoto.

Ketika Rusia bergabung dengan Sekutu dan menyerbu Jepang dari Manchuria, pada saat itulah pemerintah Jepang mempercepat kemerdekaan Indonesia. Dimana telah direncanakan oleh BPUPKI pada tanggal 17 September 1945. Kemudian tiga tokoh PPKI (Soekarno, Hatta, dan Radjiman) diterbangkan ke Dalath (Saigon) menemui Jenderal Terauchi untuk merestui pembentukan negeri boneka tersebut.

Setelah itu ketiga tokoh tersebut, yakni Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Jakarta pada tanggal 14 Agustus 194. Kala itu Jepang sedang menghadapi pemboman AS di Hirosima dan Nagasaki. Pada saat itu golongan tua dan golongan muda pejuang kemerdekaan terlibat pro dan kontra atas peristiwa pemboman Jepang oleh AS. Dimana golongan muda melihat Jepang sudah hampir menemui kekalahan, tetapi golongan tua tetap berpendirian untuk menyerahkan keputusan pada PPKI.

Namun sikap tersebut tidak disetujui oleh golongan muda dan menganggap PPKI merupakan boneka Jepang serta tidak menyetujui lahirnya proklamasi kemerdekaan dengan cara yang telah dijanjikan oleh Jenderal Besar Terauchi dalam pertemuan di Dalath. Golongan muda menginginkan terlaksananya proklamasi kemerdekaan dengan kekuatan sendiri dan lepas dari pemerintahan Jepang.

PELAJARI JUGA MATERI BAHASA INGGRIS: PENGERTIAN SIMPLE PRSESENT TENSE DAN JUGA SIMPLE PAST TENSE

Menanggapi sikap pemuda yang radikal itu, Soekarno-Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia yang datang dari pemerintah Jepang ataupun dari hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri tidaklah menjadi soal, karena pada faktanya Jepang sudah kalah.

Selanjutnya yang harus dirundingan adalah cara menghadapi sekutu yang berusaha mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Oleh karena itu untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu revolusi yang terorganisasi. Mereka ingin memperbincangkan proklamasi kemerdekaan di dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Untuk lebih jelasnya langsung saja kita bahas satu persatu sidang PPKI ini bersama RUMUSPELAJARAN.COM mulai dari pengertian, sejarah, proses awal pembentukan PPKI, tugas, keanggotaan dan lain sebagainya. Sebelumnya juga telah kami sajikan materi pelajaran bahasa indonesia pengertian teks ulasan dan juga materi pelajaran kimia perbedaan unsur, senyawa dan campuran di halaman lainnya.

Pengertian PPKI

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dikenal oleh Jepang sebagai Dokuritsu Junbi inkai. Badan ini bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Sebelum dibentuknya PPKI, sudah lebih dulu dibentuk BPUPKI, kemudian dibubarkan oleh Jepang dan dibentuklah PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian Izin pembentukan Organisasi ini diberikan oleh Hisaichi Terauchi, seorang marsekal Jepang yang berada di kota Saigon.

Sejarah PPKI

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) merupakan suatu badan yang beranggotakan tokoh-tokoh Pergerakan Nasional yang berasal dari Jawa dan luar Jawa. Anggotanya pun pada mulanya berjumlah 21 orang. Namun, Ir. Soekarno menambahkan 6 orang lagi tanpa sepengetahuan Jepang. Hal tersebut juga membuktian bahwa PPKI memiliki kemandirian dan tidak tergantung kepada Jepang.

Setelah BPUPKI selesai merampungkan tugasnya untuk menyiapkan konsep pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945, badan ini membubarkan diri. Kemudian mengusulkan unuk membentuk sebuah organanisasi baru yaitu PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diberikan tugas untuk melaksanakan kemerdekaan Indonesia serta mengambil langkah-langkah nyata untuk membentuk suatu negara.

Sementara itu, kedudukan Jepang semakin melemah dengan desakan yang diberikan oleh pihak sekutu, sehingga komando Jepang yang berada di wilayah selatan mengadakan rapat pada akhir bulan Juli 1945 di Singapura.

Dalam pertemuan tersebut telah menghasilkan persetujuan mengenai kemerdekaan bagi Indonesia akan diberikan pada tanggal 7 September 1945, setahun setelah pernyataan Koiso.

Namun di bulan Agustus, terjadi perubahan yang sangat cepat. Sehingga pada tanggal 7 Agustus, Jenderal Terauchi menyetujui tentang pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) yang bertanggung jawab melanjutkan pekerjaan BPUPKI serta mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Pasalnya akan diadakannya pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada bangsa Indonesia.

Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat dipanggil untuk berkunjung ke Dalat (Saigon) yang merupakan tempat kedudukan Jenderal Terauchi sang panglima seluruh angkatan perang Jepang di Asia Tenggara.

Tujuan dipanggilnya ketiga tokoh tersebut adalah untuk melantik secara simbolis Ir. Soekarno sebagai ketua PPKI dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketuanya.

Acara pelantikan tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 1945 ketika mereka tiba di Dalat, yang di dahului dengan pidato singkat dari Terauchi mengenai pernyataannya bahwa pemerintah Jepang di Tokyo memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia..

Keesokan harinya, Soekarno, Hatta, dan Radjiman langsung kembali ke Jakarta, namun sebelum kembali ke Jakarta mereka singgah di Singapura selama satu malam. Sesampinya di Jakarta, mereka langsung disambut oleh rakyak Indonesia. Saat itu Soekarno menyampaikan pidato singkat yang berisi sebagai berikut:

“Jika beberapa waktu yang lalu saya mengatakan bahwa akan merdeka sebelum tanaman jagung berbuah, sekarang saya katakan kepada kamu bahwa Indonesia akan merdeka sebelum tanaman tersebut berbunga.”

Dengan demikian, resmilah sudah tentang pembentukan PPKI serta dapat melakukan tugasnya pada tanggal 12 Agustus 1945. Mengenai anggotanya, PPKI sendiri terdiri dari 21 orang yang merupakan perwakilan dari seluruh kelompok masyarakat yang ada di tanah air. Dimana 12 orang dari tanah Jawa, 3 dari Sumatera, 2 dari Sulawesi, 1 dari Kalimantan, 1 dari Nusa Tenggara, 1 dari Maluku, serta 1 dari masyarakat Cina.

Tugas PPKI

Pada dasarnya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Iinkai) atau PPKI bertugas menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah ketatanegaraan untuk menghadapi penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada Indonesia, atau dapat disimpulkan sebagai panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Namun ada tugas lain yang harus dilakukan oleh oragnisasi ini.

Berikut ini adalah tugas PPKI yang sebenarnya:

  • Mengesahkan Undang Undang Dasar
  • Memilih dan Mengangkat Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Drz.M.Hatta sebagai wakil Presiden
  • Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sebelum DPR dan MPR terbentuk.

Anggota PPKI

Pada mulanya, anggota PPKI terdiri dari 21 orang. Dimana 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, dan 1 orang dari golongan Tionghoa.

Berikut ini adalah susunan awal pembentukan anggota PPKI:

  • Soekarno (Ketua)
  • Moh. Hatta (Wakil Ketua)
  • Mr. Dr. Soepomo (Anggota)
  • KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)
  • P. Soeroso (Anggota)
  • Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)
  • Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)
  • Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)
  • Otto Iskandardinata (Anggota)
  • Abdoel Kadir (Anggota)
  • Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)
  • Pangeran Poerbojo (Anggota)
  • Mohammad Amir (Anggota)
  • Abdul Maghfar (Anggota)
  • Teuku Mohammad Hasan (Anggota)
  • GSSJ Ratulangi (Anggota)
  • Andi Pangerang (Anggota)
  • H. Hamidan (Anggota)
  • I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)
  • Johannes Latuharhary (Anggota)
  • Yap Tjwan Bing (Anggota)

Kemudian, tanpa sepengetahuan pemerintahan Jepang, PPKI menambahkan 6 orang anggota baru, yaitu:

  • Achmad Soebardjo (Penasehat)
  • Sajoeti Melik (Anggota)
  • Ki Hadjar Dewantara (Anggota)
  • A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)
  • Kasman Singodimedjo (Anggota)
  • Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)

Pertemuan dengan Marsekal Terauchi

Pada tanggal 9 Agustus 1945, selaku pemimpin PPKI, Soekarno beserta Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dipanggil untuk berkunjung ke Dalat untuk menemui Marsekal Terauchi.

Namun setelah pertemuan tersebut dilakukan, PPKI sudah tidak dapat melakukan tugasnya lagi, pasalnya para pemuda mendesak untuk melakukan proklamasi kemerdekaan tidak atas nama PPKI.

Karena mereka menganggap bahwa PPKI merupakan boneka buatan Jepang. Bahkan rencana rapat pada tanggal 16 Agustus 1945 tidak terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Isi dari pertemuan tiga tokoh Indonesia dengan Jendral Terauchi adalah sebagai berikut:

  • Pemerintah Jepang memutuskan untuk member kemerdekaan kepada Indonesia segera setelah persiapan
  • kemerdekaan selesai dan berangsur-angsur dimulai dari pulau Jawa kemudian kepulau-pulau lainnya.
  • Untuk pelaksaan kemerdekaan diserahkan kepada PPKI dan telah disepakati tanggal 18 Agustus 1945.
  • Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda.

Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa yang diawali dengan penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda tanah air yakni a.l. Adam Malik dan Chaerul Saleh dari Menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30. WIB. Dua tokoh tersebut dibawa ke Rengasdengklok, Karawang yang kemudian mendesak mereka untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap dengan pendiriannya. Sementara itu, Chairul dan golongan muda lainnya telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Namun sayang rencana tersebut tidak terlaksana karena beberapa anggota PETA tidak setuju dengan rencana tersebut.

Rencananya, Bung Karno dan Bung Hatta akan membacakan naskah teks proklamasi pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, tepatnya di rumah Djiaw Kie Siong. Bahkan pada Rabu tanggal 15 Agustus, bendera merah putih juga telah dikibarkan oleh golongan muda, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka.

Kemudian Jusuf Kunto dikirim ke Jakarta, karena tidak mendapatkan berita dari Jakarta. Datangnya Jusuf Kunto adalah bertujuan untuk berunding dengan golongan muda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya Jusuf Kunto di Jakarta hanya dapat menemui Mr. Achmad Soebardjo, selanjutnya Jusuf Kunto dan juga Achmad Soebardjo menuju Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur.

Selanjutnya, Achmad Soebardjo mengajak Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan mengenai proklamasi kemerdekaan dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang “dipinjam” (atau lebih tepatnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Piagam Jakarta

Piagam Jakarta adalah hasil putusan tentang dasar negara Indonesia yang telah dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan telah mendapatkan persetujuan pada tanggal 22 Juni 1945 antara pihak Islam serta kaum kebangsaan (nasionalis). Sedangkan Panitia Sembilan sendiri merupakan sebuah panitia kecil bentukan dari BPUPKI.

Kemudian di dalam piagam jakarta tersebut terdapat lima rumusan yang kelak akan menjadi lima sila dari Pancasila. Dan berikut ini adalah yang merupakan isi dari piagam jakarta:

  • Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada saat penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah (preambule). Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945, saat pengesahan UUD berlangsung, istilah dari Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD yang dimana setelah butir pertama diganti menjadi kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perubahan tersebut dilakukan atas gagasan dari Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah melakukan konsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo serta Ki Bagus Hadikusumo.

Naskah Piagam Jakarta ditulis dalam ejaan Republik dan telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.

Memilih dan Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden

Pemilihan Presiden dan Wakil Presidan dilakukan dengan aklamasi atas usul dari Otto Iskandardinata, dan mengusulkan supaya Ir. Soekarno menjadi presiden serta Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
Kemudian, usulan tersebut diterima oleh seluruh anggota PPKI. Karena belum dbentuknya MPR dan DPR, tugas presiden dibantu oleh Komite Nasional untuk sementara.

Sidang PPKI Pasca Kemerdekaan Indonesia

Berikut ini adalah hasil sidang PPKI setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, mulai dari sidang pada tangal 18, 19 dan 22 Agustus 1945.

Hasil Sidang PPKI ke-1

PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya setelah melaksanakan proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945 yang berlokasi di bekas Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon untuk mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945.

Namun sebelum disahkan, terdapat perubahan mencolok dalam UUD 45, yaitu:

  • Kata Muqaddimah kemudian diganti dengan kata Pembukaan.
  • Pada pembukaan di bagian alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan kalimat Ketuhanan yang Maha Esa.
  • Pada pembukaan di bagian alenia keempat anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab diganti menjadi kalimat Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Pada Pasal 6 Ayat (1) yang pada awalnya berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama Islam diganti menjadi kalimat Presiden adalah orang Indonesia Asli.

Hasil Sidang PPKI ke-2

Berikut ini adalah hasil sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945:

  • Membentuk pemerintah daerah yang terdiri dari 8 provinsi
  • Membentuk komite nasional daerah
  • Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
  • Membentuk Tentara Rakyat Indonesia

Hasil Sidang PPKI ke-3

Kemudian sidang terakhir dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 1945, dalam sidangnya PPKI membentuk 3 lembaga yaitu:

  • Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
  • Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)
  • Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) hal ini bertujuan agar tidak memancing timbulnya permusuhan antara tentara asing dengan Indonesia. Badan Keamanan Rakyat atau BKR sendiri beranggotakan dari himpunan bekas anggota PETA, Heiho, Seinendan, Keibodan, dan semacamnya. Bukan hanya itu saja, dengan diadakanya sidang yang ketiga dan dengan dibentukanya BKR tersebut otomatis PPKI secara resmi dibubarkan.

Kesimpulan

Secara simbolik PPKI dilantik oleh Jendral Terauchi dengan mendatangkan Sukarno, Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke Saigon tanggal 9 Agustus 1945.

Hasilnya cepat lambat kemerdekaan bisa diberikan tergantung kepada kerja PPKI. Terauchi menyampaikan keputusan bahwa kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945. Seluruh pelaksanaan kemerdekaan diserahkan seluruhnya kepada PPKI.

Persamaan BPUPKI dan PPKI

Berikut ini adalah persamaan dari BPUPKI dan PPKI:

  • Sama-sama organisasi bentukan Jepang.
  • DIbentuk ketika kondisi Jepang sedang lemah atau terpuruk.
  • Dibentuk dalam maksud untuk mewujudkan keinginan dari janji Koiso untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
  • Hanya untuk menarik simpati rakyat.

PELAJARI JUGA: PENGERTIAN ZAT PADAT, CAIR, GAS DAN JUGA PERBEDAAN RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

Demikianlah materi pelajaran pengertian PPKI yang meliputi sejarah, tugas, anggota dan hasil sidang pertama, kedua dan sidang ketiga. Semoga bermanfaat bagi sobat yang sedang mencari referensi tentang sidang PPKI.