Pengertian Zaman Neolitikum, Jenis, Ciri, Peninggalan, Kebudayaan dan Cara Hidup
Pengertian Zaman Neolitikum, Jenis, Ciri, Peninggalan, Kebudayaan dan Cara Hidup. Pembahasan materi tentang zaman neolitikum meliputi jenis, kepercayaan, ciri-ciri, kebudayaan, cara hidup dan akan diterangkan bagaimana cara hidup pada zaman neolitikum di situs pendidikan rumuspelajaran.com. Zaman Neolitikum merupakan zaman peralihan dari segi budaya, cara hidup dan mulai melakukan perubahan di sisi kehidupan.
Ciri dari zaman neolitikum ini yang dikatakan para ahli sejarah disimpulkan karena banyak ditemukan benda-benda atau alat-alat yang digunakan untuk bertahan hidup dikala itu. Setelah ditemukan bukti alat peninggalan manusia zaman neolitikum tersebut bisa dibilang adanya perubahan yang mencolok dan adanya era baru bagi manusia.
Pada materi pembelajaran sebelumnya sobat rumuspelajaran.com bisa juga mengetahui materi tentang lembaga sosial yang meliputi definisi secara umum maupun pengertian lembaga sosial menurut para ahli, ciri, karakter, syarat, fungsi, macam-macam lembaga sosial dan materi revolusi indonesia meliputi teks proklamasi kemerdekaan, latar belakang, kronologi dan dampaknya.
Fase yang terdapat pada zaman batu muda merupakan bentuk dari perubahan pola pikir yang sudah semakin baik. Salah satunya mereka mulai berburu dengan sejumlah Alat Pada Zaman Batu yang dibuat dengan cara diasah seperti kapak persegi serta kapak lonjong. Alat lain yang digunakan untuk berburu seperti mata panah dan tombak banyak di temukan di Indonesia Timur seperti Jawa Timur serta Sulawesi. Kedua alat berburu tersebut di sinyalir merupakan alat zaman batu muda yang digunakan untuk berburu.
Bukti Peninggalan Zaman Neolitikum sekarang disimpan di Museum ternama di wilayah sekitar ditemukannya barang tersebut. Namun kalau alat pada manusia zaman batu tidak terlalu ada di tempat-tempat bersejarah. Berbeda dengan ciri Zaman Mesozoikum, karena kehidupan tersebut lebih dahulu ada sebelum manusia di Bumi.
Setelah adanya migrasi migrasi manusia Malayan Mongoloid atau bisa disebut dengan Melayu Austronesia, manusia zaman itu sudah bisa menghasilkan berbagai jenis tanaman pertama yang mereka bawah ke Tanah Air saat itu seperti Labu air, Keladi, Padi Gaga, Ubu Rambat, Pisang, Sukun, serta Kelapa. Kebudayaan pada Zaman Neolitikum saat itu selain bertani, mereka juga paham soal beternak, pada saat itu mereka memiliki rasa solidaritas yang tinggi agar bisa mengatur hidup secara bersama-sama.
Pengertian Zaman Neolitikum
Neolitikum (Zaman Batu Muda) adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar.
Adapun arti lain dari Jaman Neolitikum linkadalah fase dimana tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah sudah mulai ciri-ciri berupa unsur perkembangan kebudayaan berupa peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan dan pembuatan tembikar.
Pada zaman tersebut terdapat jenis manusia sebagai pendukung kebudayaan zaman batu baru. Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak sebagai proses untuk menghasilkan atau memproduksi bahan makanan. Hidup bermasyarakat dengan bergotong royong mulai dikembangkan.
Ciri-ciri Zaman Neolitikum
Apa saja ciri-ciri zaman batu muda (Neoliticum), salah satunya mereka mulai hidup menetap tidak lagi berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain karena mencar makanan. Sehingga manusia pada zaman tersebut sudah mulai mengenal cara bercocok tanam walaupun masih sangat sederhana.
Disamping sudah bisa belajar bercocok tanam, orang zaman batu mudah sudah mulai melakukan kegiatan berburu. Manusia purba pada masa neolithikum sudah mulai mendapatkan tujuan dan mampu menghasilkan bahan makanan sendiri atau biasa disebut “food producing”.
Kemudian peralatan sederhana yang digunakan pada masa neolithikum dibuat dengan sedemikian rupa yang halus dan indah yang disebut kapak lonjong dan kapak persegi. Kemudian peralatan mata panah dan mata tombak banyak di daerah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang digunakan untuk berburu dan keperluan lainnya.
Hingga saat zaman batu muda tersebut banyak ditemukannya kapak lonjong dan kapak persegi dengan daerah temuan yang berbeda. Kapak persegi ini banyak ditemukan di wilayah bagian Barat Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara. Dan kapak lonjong ditemukan para ahli di wilayah Indonesia bagian Timur, seperti Sulawesi, Halmahera, Maluku dan Papua.
Kesimpulanya kapak persegi dan kapak lonjong penyebaranya bersamaan dengan persebaran bangsa Austronesia, sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang datang sekitar 2000 SM.
Kebudayaan Zaman Neolitikum
Ada beberapa hasil kebudaya zaman Neolitikum yang bisa sobat pelajari diantaranya:
1. Pahat Segi Panjang
Tempat asal kebudayaan pahat segi panjang dari daerahTiongkok Tengah dan Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India, dilanjutkan banyak diketemukan dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan Kuril dan Jepang.
2. Kapak Persegi
Salah satu jenis hasil pra pra karya kebudayaan dan alatnya berupa kapak persegi hasil dari migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Uniknya dari hasil karya tersebut tersedia dalam banyak ukuran baik besar dan kecil. Lazim sebutan untuk ukuran besar, berfungsinya sebagai cangkul/pacul. Kemudian Sedangkan Tarah/Tatah untuk ukuran yang kecil yang fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Pembuatan alat tersebut hanya dari batu biasa, namun juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran.
Kebanyakan alat kebudayaan kapak jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
3. Kapak Lonjong
Selanjutnya ada kapan lonjong yang asalnya dibuar dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.
Ukuran Kapak Lonjong:
- Kapak Lonjong Lazim Besar disebut Walzenbeil
- Kapak Lonjong Kecil disebut Kleinbeil
Sedangkan fungsi utama kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Kapak lonjong banyak ditemukan di wilayah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
4. Kapak Bahu
Penonggalah alat kebudayaa jaman neoliticum selanjutnya adalah Kapak Bahu yang bentuknya hampir seperti kapak persegi, namun pada bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi.
Penemuan kapan ini tersebar hingga ke Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga, Bagian tengah Malaysia Barat. Bisa disimpulkan jik sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.
5. Perhiasan
Macam-macam perhiasan pada jaman Neoliticum adalah gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Cara membuat perhiasan pada jaman tersebut dengan cara di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir.
Ada jenis perhiasan lainya yang ditemukan dan di hasilkan pada jaman itu seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.
6. Pakaian
Jenis peninggalan pada zaman ini seperti baju sebenarnya sudah ditemukan sejak jaman era Neolitikum. Cara mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan.
Ada yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakaian ini, pada saat itu pakaian yang dikenakan merupakan salah satu benda yang berisi berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati ketika mengenakanya.
Contoh yang saat ini masih dijaga di Indonesia di daerah Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.
7. Tembikar (Periuk belanga)
Salah satu peninggalan jaman Neolitikum yang masih ada adalah barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas yang banyak ditemukan di bukit-bukit kerang di Sumatra.
Para ilmuan banyak menemukan pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Kemudian di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.
Cara Hidup Zaman Neolitikum
Kehidupan zaman neolithikum bisa dibilang telah membawa perubahan-perubahan besar di jaman sekarang ini, pasalnya zaman itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung.
Bisa disimpulkan jika pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalam ikatan kerjasama itu.
Pelajari Juga: Pengertian Puisi, Ciri, Struktur, Jenis, Unsur dan Contohnya
Menurut para ahli sejarah jika zaman neolithikum telah memuat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagai manusia yang sampai hingga sekarang ini. Diperkirakan 2000 tahun SM telah datang bangsa-bangsa baru yang memiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya yang disebut bangsa Indonesia Purba.
Peninggalan Zaman Neolitikum
Berikut adalah macam-macam peninggalan setelah jaman neolitikum yang telah ditemukan di Indonesia.
1. Dolmen
Meja batu yang digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadapt nenek moyang yang berfungsi sebagai penutup sarkofagus.
Dolmen banyak ditemukan di daerah Besuki, Jawa Timur dan dikenal sebagai pandhusa.
2. Kubur Batu
Peti yang digunakan sebagai tempat menyimpan jenaza yang terbuat dari batu. Daerah yang banyak ditemukan kubur batu diantaranya: Bali, Pasemah “Sumatera Selatan”, Wonosari “Yogyakarta”, Cepu “Jawa Tengah” dan Cirebon “Jawa Barat”.
3. Sarkofagus
Sarkofagus juga merupakan peti yang digunakan untuk menyimpan jenazah, hanya saja bentuk dari sarkofagus seperti palung atau lesung yang terbuat dari batu utuh dan telah diberi penutup.
Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali dan Bondowoso “Jawa Timur”
4. Waruga
Wargua adalah kubur batu yang bentuknya kubus atau bulat, terbuat dari batu utuh yang besar. Waruga ini banyak ditemukan di daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
5. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan yang berteras-teras yang digunakan sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Dalam perkembanyannya, pundek berundak juga disebut sebagai bentuk awal dari candi di Indonesia.
Pundek berundak banyak ditemukan di daerah Lebak Sibedug “Banten Selatan”, Leles “Garut” serta Kuningan “Jawa Barat”.
6. Menhir
Menhir adalah sebuah batu besar tunggal yang bentuknya seperti tiang atau tugu, fungsinya sebagai tanda peringatan arwah nenek moyang.
Menhir ini banyak ditemukan di daerah Pasemah “Sumatra Selatan”, Ngada “Flores”, Rembang “Jawa Tengah” serta Lahat “Sumatra Selatan”.
7. Arca atau Patung
Arca atau patung adalah batu yang berbentuk binatang atau manusia untuk melambangkan nenek moyang serta digunakan sebagai pujaan.
Arca atau patung ini banyak ditemukan di daerah Pasemah “Sumatra Selatan” serta lembah Bada Lahat “Sulawesi Selatan”.
Alat-alat Zaman Neolitikum
Kebanyakan era zaman Neolithikum lebih banyak menghasilkan alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan diantaranya:
- Kapak lonjong
- Kapak persegi
- Mata panah
- Gerabah
- Tambikar
- Food producing
- Alat bercocok tanam
Demikian ulasan pelajaran sejarah mengenai Zaman Neolitikum, semoga dapat membantu kegiatan belajar sobat rumuspelajaran.com, semoga bermanfaat.